cerpenଓ
Hujan.
Di tepi jendela, vira menatap butiran-butiran hujan yang meluncur pelan di kaca. Dalam hatinya, ada kepedihan yang sulit diungkapkan. la teringat pada cerita cinta yang dulu begitu indah namun kini hanya tinggal kenangan.
Vira dan vitra, dua insan yang terjebak dalam alur waktu yang tak bisa mereka kendalikan. Mereka bertemu di musim semi, di taman bunga yang penuh warna. Cinta tumbuh di antara senyuman dan obrolan ringan. Sayangnya, takdir memiliki rencana lain.
Mereka harus berpisah karena keadaan yang tak bisa diubah. vitra harus pergi menjalani tugasnya yang tak bisa ditunda. vira, dengan air mata dalam matanya, melepas vitra pergi. Hujan turun begitu deras, seolah-olah langit pun merasakan kepedihan dalam hati vira.
Hari-hari berlalu tanpa kabar dari vitra. vira setia menunggu di tepi jendela, seakan-akan cinta mereka masih terikat oleh tetes-tetes hujan yang terus berjatuhan. Namun, sebuah surat tiba di tangannya, membawa kabar yang mengguncangkan hatinya.
Vitra tak bisa kembali. Tugasnya memisahkan mereka untuk selamanya. vira terpukul. Kata-kata dalam surat itu menusuk jantungnya seperti pisau tajam. Hujan yang turun di luar seakan mencerminkan kesedihan dalam hatinya yang tak terbendung.
Dalam keheningan malam, vira merenung di bawah lampu jalan yang redup. Kenangan indah bersama vitra terus menghantuinya. Ia merasakan kekosongan yang sulit diisi oleh apapun. Hujan kembali turun, kali ini dengan derasnya, seolah-olah langit ikut menangisi kehilangan cinta yang begitu tulus.
Waktu berlalu, tetapi luka dalam hati vira tak kunjung sembuh. Setiap hujan yang turun mengingatkannya pada kepergian vitra. la mencoba bertahan, mencari cara untuk melupakan, namun bayangan vitra tetap menghantui setiap langkahnya.
Suatu hari, vira menemui secarik foto di antara barang-barang vitra yang ditinggalkan. Senyuman manis vitra menghiasi wajahnya di foto itu. vira merasa sesak, seolah-olah masa lalu kembali menerpa. Hujan kembali turun, kali ini dengan lembut, seakan-akan ingin menghapuskan jejak luka dalam hati vira.
Dengan langkah perlahan, vira memutuskan untuk meninggalkan kenangan yang begitu melekat. la berjalan di bawah hujan, membiarkan tetes-tetes air menjadi saksi bisu perpisahannya. Seiring langkahnya yang semakin menjauh, vira menyadari bahwa terkadang, bahkan hujan pun tak mampu menghapuskan semua kenangan.
Di tengah kehujanan, vira mencoba tersenyum. Mungkin suatu hari nanti, ketika hujan kembali turun, ia bisa menemukan arti baru dari tetes-tetes air yang jatuh dari langit. Sampai saat itu, langit yang kelabu akan tetap menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang terluka-kisah "Hujan."
Comments
Post a Comment